Ia Sabar dan Bijaksana.
Tuhan kita adalah Tuhan yang sabar dan bijaksana. Sabar dalam menyikapi dan bijaksana dalam mengambil keputusan. “Biarkan keduanya (gandum dan lalang) tumbuh bersama-sama sampai waktu menuai.”
Mungkin saja anda protes, wong, jahat ko dipelihara? Saudaraku, fokus Tuhan bukan kepada ilalang; representasi dari kejahatan. Toh benih ilalang, sampai kapanpun akan tetap ilalang, bahkan buahnyapun ilalang. Fokus Tuhan kepada benih gandum; representasi dari kebaikan. Tuhan menginginkan agar “Dalam proses pembersihan” kebaikan itu tidak tercemari, bahkan menjadi korban. Toh ada timing dan saat yang tepat untuk menentukan oroginalitasnya. Benih jahat akan menghasilkan kejahatan dan benih baik akan menghasilkan kebaikan. “Kumpulkan dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkan gandum itu ke dalam lumbungku.”
Saudara dan saudariku! Niatan dan motivasi kita dalam kehidupan bersama itu ibaratnya benih yang kita siap taburkan dalam kebersamaan. Niat dan motivasi jahat walaupun kita menutupinya dengan: PURA-PURA BAIK, SANTUN, DAN SUCI toh hasil akhirnya tetap jahat dan merusak. Niat dan motivasi yang baik, APAPUN KESULITAN, TANTANGAN, DAN PENGORBANAN, akan tetap menghasilkan kebaikan. Pertobatan dalam konteks ini ialah: tinggalkan niat dan motivasi jahat, dan kembali kepada niat dan motivasi yang baik. Pelihara dan perbanyak benih baik yang Tuhan taburkan dalam hidupmu.
Jadilah orang beriman yang sabar dan bijaksana di dalam keluarga, kominitas, dan kebersamaan lainnya. “Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam kerajaan Bapa mereka. Siapa yang bertelinga hendaklah ia mendengarkan.”
Hubert OSC