KHOTBAH

Ia Pergi Mendahului Kalian ke Galilea (Kotbah Paskah Uskup Agung Medan)

Loading

Kotbah Malam Paskah (30 Maret), Tahun B 2024

Haleluya…Selamat Paskah saudara-saudari yang terkasih. Bagaimana khabar? Apakah Anda letih? Ada letih mendengarkan sabda, banyak bacaan diwajibkan dibacakan malam ini. Anda letih, tetapi Allah tidak pernah letih. Justru semua bacaan-bacaan tadi menceritakan upaya Allah yang tiada letih untuk memanggil dan menyelamatkan manusia yang suka menjauh, memberontak dan berjalan di jalan kebinasaan. Allah tidak bosan-bosannya menciptakan jalan baru, jalan menuju keselamatan.

Bacaan Injil malam ini untuk saya sangat menarik dan sungguh menyentuh, karena di dalamnya ada ajakan Tuhan untuk menapaki jalan baru, jalan yang ditunjukkan Tuhan sendiri. Injil berkisah tentang tiga perempuan yang pagi-pagi benar setelah Sabat pergi ke kubur. Dikatakan “Ketika hari Sabat telah lewat”. Sabat di mana seorang yang bernama Yesus, orang Galilea, guru, pembuat banyak tanda heran, penyembuh banyak penyakit, pengkotbah yang ulung, diserahkan ke pengadilan agama dan sipil dan dijatuhi hukuman mati dengan disalibkan, telah berlalu.

Sabat telah lewat dan kini hari baru dan dunia baru ada di hadapan mata. Masa kelam telah berlalu, kini masa baru, hari baru, dunia baru muncul di depan. Bagaimana kita harus hidup di hari baru ini? Apa yang harus kita lakukan. Apa yang dikatakan malaikat kepada Maria Magdalena juga perlu kita jalankan mengisi hari baru ini. Di hari yang baru itu, Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus, dan Salome, tiga perempuan pergi membawa ramuan-ramuan untuk dipakai meminyaki jenazah Yesus yang ada di kubur. Pagi-pagi sekali waktu matahari terbit, pada hari pertama minggu itu, mereka pergi ke kuburan.

Mereka masuk dalam kubur dan melihat bahwa Tubuh Yesus tidak lagi di tempat mereka membaringkannya hari sebelumnya. Orang muda menghentikan air mata mereka dengan berkata, “Jangan takut! Saya tahu kalian mencari Yesus orang Nazaret yang sudah disalibkan. Ia tidak ada di sini. Ia sudah bangkit! Lihat saja, ini tempat mereka membaringkan Dia. Malaikat itu berbicara tentang Yesus yang telah disalibkan. Hal itu telah berlalu, episode itu telah berakhir, kamu janganlah tinggal dalam kesedihan sekitar penyaliban-Nya tetapi percayalah kabar gembira tentang kebangkitan-Nya. Dia telah disalibkan dalam kelemahan, tetapi Dia telah dibangkitkan dalam kekuatan.

Baca juga  Jelang Tahbisan, Mgr. Kornelius Ucapkan Pengakuan Iman dan Sumpah Setia di Ibadat Sore Meriah

Malaikat tadi mendorong mereka untuk segera memberitahukan berita ini kepada para murid Yesus. Demikian malaikat membuat mereka menjadi rasul di atas rasul. Kepercayaan ini diberikan karena afeksi dan penghargaan serta hormat mereka kepada Yesus. Rasul pertama adalah para perempuan yang hormat dan menaruh kepercayaan kepada Yesus, yang pertama datang ke kubur, dan yang pertama ingin meminyaki Yesus kendati mereka tidak mempunyai daya untuk menggulingkan batu penutup lubang.

Pesan penting malaikat yang disampaikan oleh perempuan kepada murid adalah, “Dia sudah bangkit. Dia tidak lagi ada di tempat orang mati. ‘Ia pergi mendahului kalian ke Galilea. Di sana kalian akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepadamu.’ Janji ini diingatkan oleh malaikat melalui perempuan yang datang ke  kubur”. Kini apa yang pernah dijanjikan oleh Yesus telah terpenuhi dan disampaikan oleh malaikat.

“Ia pergi mendahului kalian ke Galilea”. Apa arti pesan malaikat yang dibawa Perempuan ini? Pergi ke Galilea berarti, pertama, memulai sesuatu yang baru. Bagi para murid, ini berarti kembali ke tempat di mana Tuhan pertama kali mencari mereka dan memanggil mereka untuk mengikuti Dia. Tempat pertemuan pertama mereka dan tempat cinta pertama mereka. Tempat Dimana mereka mulai dengan meninggalkan jalanya, mengikuti Yesus, mendengarkan khotbahnya dan menyaksikan mukjizat yang dilakukannya. Namun, meskipun mereka selalu bersamanya, mereka tidak sepenuhnya memahaminya. Seringkali mereka salah memahami perkataan-Nya dan di hadapan salib mereka meninggalkan Dia dan melarikan diri. Meski begitu, Tuhan Yang Bangkit sekali lagi muncul sebagai Dia yang mendahului mereka ke Galilea. Dia mendahului mereka. Dia berdiri di depan mereka dan terus-menerus memanggil mereka untuk mengikutinya. Dia berkata kepada mereka: “Mari kita mulai dari awal. Mari kita mulai lagi. Aku ingin kamu bersamaku lagi, apapun yang terjadi”. Para murid dipanggil untuk melihat peristiwa Yesus dengan kacamata paskah, terang kebangkitan.

Di Galilea ini, kita belajar takjub akan kasih Tuhan yang tak terbatas, yang membuka jalan baru di sepanjang jalan kekalahan kita. Beginilah Tuhan: Dia menciptakan jalan baru di jalan kekalahan kita. Beginilah dia; dan dia mengundang kita ke Galilea untuk melakukan ini. Ini adalah pesan Paskah selalu ada kemungkinan untuk memulai yang baru, karena selalu ada kehidupan baru yang Tuhan dapat bangkitkan dalam diri kita terlepas dari semua kegagalan kita.

Baca juga  Menyingkap Figur Uskup Kornelius Sipayung, OFMCap. menurut Ayah-Ibunya

Pergi ke Galilea juga berarti memulai jalan baru. Artinya menjauh dari kubur. Pergi ke Galilea berarti menyadari bahwa iman, jika ingin hidup, harus kembali ke jalurnya. Ia harus memperbarui langkah pertama perjalanannya setiap hari, kekaguman pada pertemuan pertama. Dan hari ini Tuhan mengundang kita untuk membiarkan diri kita takjub. Mari kita pergi ke Galilea, dan menemukan bahwa Tuhan tidak dapat disimpan dalam kenangan masa kecil kita, namun Tuhan hidup dan penuh dengan kejutan. Bangkit dari kematian, Yesus tak henti-hentinya membuat kita takjub.

Maka, inilah pesan kedua Paskah: iman bukanlah sebuah album kenangan masa lalu; Yesus tidak ketinggalan jaman. Dia hidup di sini dan saat ini. Dia berjalan di sampingmu setiap hari, dalam setiap situasi yang kamu alami, dalam setiap cobaan yang harus kamu tanggung, dalam harapan dan impian terdalammu. Dia membuka pintu baru di saat yang tidak Anda duga.

Tuhan yang bangkit meminta murid-murid-Nya untuk pergi ke sana bahkan sekarang: Dia meminta kita untuk pergi ke Galilea, ke “Galilea” kehidupan sehari-hari yang sebenarnya, jalan-jalan yang kita lalui setiap hari, sudut-sudut kota kita. Di sana Tuhan mendahului kita dan menjadikan diri-Nya hadir dalam kehidupan orang-orang di sekitar kita, mereka yang ikut ambil bagian dalam keseharian kita, rumah kita, pekerjaan kita, kesulitan-kesulitan dan harapan-harapan kita. Di Galilea kita belajar bahwa kita dapat menemukan Dia yang bangkit di wajah saudara-saudari kita, dalam semangat mereka yang bermimpi dan kepasrahan mereka yang putus asa, dalam senyuman mereka yang bersukacita dan air mata mereka yang menderita.

Dan inilah pesan Paskah yang ketiga: Yesus, Tuhan yang bangkit, mengasihi kita tanpa batas dan menyertai setiap saat dalam hidup kita. Mari kita kenali Dia di sini di Galilea kita, dalam kehidupan sehari-hari. Bersamanya, hidup akan berubah. Karena melampaui segala kekalahan, kejahatan dan kekerasan, melampaui segala penderitaan dan kematian, Yang Bangkit hidup dan membimbing sejarah.

Facebook Comments

Leave a Reply