KATEKESEREFLEKSI

BACAAN INJIL, SABTU, 15 AGUSTUS 2020

Loading

Matius 19:13-15

Lalu orang membawa anak-anak kecil  kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus berkata: “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.” Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.

MAKNA KUTIPAN:

Dibeberapa Paroki masih ada tradisi memberi berkat kepada anak-anak. Maka setelah selesai komuni dinyanyikanlah lagu “ Biar kanak-kanak datang kepadaKu, itu Sabda Yesus ,Dia memanggilku. Lagu ini untuk mengiringi anak-anak mendapat berkat Tuhan melalui Pastor. Semua bersemangat untuk mendapatkan berkat walaupun harus ditemani  untuk maju, ada yang digendong karena sedang tidur atau masih bayi dan ada juga yang berani dan penuh semangat maju ke depan. Mengapa anak-anak perlu menerima berkat ? Karena kehadiran seorang anak dalam sebuah keluarga merupakan sebuah berkat. Maka berkat tersebut, perlu dijaga, dididik dan dihantar untuk mengenal dan mencintai Sang Pemberi kehidupan.  Itulah bentuk syukur, bentuk iman yang diperlihatkan oleh orang tua yang membawa anak-anak mereka  kepada Yesus.

Dalam bacaan Injil kita mendengar bahwa  orang membawa anak-anak kecil  kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Sikap para Murid ini  ditegur oleh Yesus. Yesus bukan saja melarang orang-orang mencegah anak-anak kecil datang, Yesus bahkan mengatakan bahwa anak-anak kecil adalah gambaran dari orang-orang yang akan mewarisi Kerajaan Sorga. Kerajaan Sorga tidak diraih dengan kuasa dan kekuatan senjata. Kerajaan Sorga bukanlah seperti kerajaan-kerajaan dunia yang menekankan kemampuan dan  kekuatan. Kerajaan Sorga dinyatakan oleh kekuatan untuk hidup kudus, setia kepada Allah.  Kerajaan Sorga adalah milik orang-orang yang murni hatinya, tidak pura-pura, orang lemah yang bergantung penuh kepada kekuatan Tuhan. Siapakah yang dapat menggambarkan kepolosan, kejujuran, dan kebergantungan lebih daripada anak-anak kecil?  Yesus menerima anak-anak itu, dan meletakkan tangan-Nya atas mereka, dan  memberkati mereka.

Baca juga  RUANG KATEKESE KITAB SUCI (Bagian 13)

Kisah ini mengingatkan kita untuk melihat anak-anak kecil sebagai harta yang berharga di mata Tuhan. Mereka berharga karena mereka lemah, bergantung, polos dan tidak tahu banyak hal. Mereka menjadi contoh yang sangat indah untuk menunjukkan belas kasihan Tuhan bagi umatNya. Orang tua bisa menunjukkan peran Yesus yang lembut, penuh kasih pada anak-anak. Hendaknya anak-anak bukan dirasa menjadi beban walau kadang-kadang mengganggu kenyamanan kita. Hendaknya anak-anak bukan menjadi objek penderita dari luapan emosi orang tua, sasaran kekesalan dan kejengkelan orang tua. Orang tua perlu merasa “ada yang hilang”, bila anak  mulai menjauh dan lebih sibuk dengan dunianya. Mari kita membawa anak-anak kita kepada Yesus, memohon berkatNya sehingga anak-anak kita senantiasa hidup dalam kasih Tuhan dan merasa damai, nyaman, sukacita ada dekat dan bersama kita.

Sumber: Komisi Kerasulan Kitab Suci KAM

Facebook Comments

Rina Barus

Menikmati Hidup!!!

Leave a Reply