NASIONALNEWSREVIEWS

Antisipasi Bahaya Candu Gadget dan Medsos, Umat Paroki Delitua Ikuti Literasi

Komsoskam.com-Delitua– Umat paroki Delitua mengikuti Seminar Literasi Internet dan Media Sosial yang ditujukan bagi orangtua dan religius, diadakan Sabtu,  9 November di Aula Sekolah Tinggi Pastoral Delitua, St. Bonaventura Keuskupan Agung Medan . Pastor Paroki RP Simon Kemit OFM Conv. turut hadir memberikan semangat dan mendampingi peserta.  Acara ini diselenggarakan guna merealisasikan fokus pastoral Keuskupan Agung Medan yang ditekankan dalam Indikator Keberhasilan 7 yakni keluarga katolik bijak menggunakan internet dan media sosial.

Selain itu juga didorong oleh keprihatinan akan dampak negatif gadget dan internet yang semakin menghantui penggunanya. Sebagaimana diberitakan dalam media massa baru-baru ini, jumlah anak-anak yang mengalami gangguan mental akibat gadget terus bertambah. Seperti pemberitaan Kompas TV  yang  memuat judul “Ratusan Anak Gangguan Jiwa Karena Gadget | Tersulut Gawai, Terganggu Jiwa – AIMAN” (1 November 2019).  Beberapa Rumah Sakit seperti Rumah Sakit Jiwa Cisarua di Jawa Barat dan Rumah Sakit Marzuki Mahdi Kota Bogor, juga dikabarkan telah kewalahan menerima anak-anak korban mental akibat gadget.

Pada acara tersebut  Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Medan memberikan materi, pentingnya orangtua mengenal dan memahami potensi baik dan potensi buruk gadget. Jansudin Saragih yang hadir mewakili Komsos KAM mengatakan syarat utama untuk menghindari dampak negatif dan kecanduan internet adalah dengan memahami apa itu fungsi gadget dan internet serta bagaimana pandangan Gereja Katolik terhadap penemuan canggih tersebut.

Dalam paparannya Ia mengatakan, teknologi  pada prinsipnya diciptakan untuk membantu mempermudah pekerjaaan manusia, namun dalam penerapannya seringkali manusia malah terlena sehingga tanpa sadar telah “diperbudak” oleh teknologi itu. Keadaan ini  bisa terjadi apabila pengguna tidak memahami betul tujuan dan manfaat yang bisa didapatkan dari gadget .  Ia menambahkan, kekhawatiran ini telah lama disampaikan Bapa-Bapa Gereja Katolik yang dimuat dalam dekrit Inter Mirifica hasil Konsili Vatican II pada tahun 1963. “Gereja menyadari pula bahwa manusia dapat menyalahgunakan media itu melawan maksud Sang Pencipta ilahi dan memutar-balikannya sehingga mengakibatkan kebinasaan. Bahkan hatinya yang penuh keibuan merasa cemas dan sedih, menyaksikan betapa besarlah kerugian yang sering sekali  ditimbulkan bagi masyarakat karena  penyalahgunaannya (IM 2).”

Keprihatianan ini semakin nyata pada zaman ini setelah pemerataan teknologi komunikasi seperti smartphone dan internet yang kencang serta terjangkau namun tidak sejalan dengan literasi teknologinya. Untuk itulah Keuskupan Agung Medan menganggap perlunya Literasi Gadget ini disampaikan dan diikuti oleh umat katolik dari berbagai lapisan. Dengan demikian kehadiran gadget tidak berujung pada kabar buruk yang menghancurkan hubungan suami-istri maupun nasib anak-anak dan lingkungannya. Selain itu Ia juga mengajak peserta untuk menyadari fenomena lainnya yang turut menggerogoti keutuhan bangsa Indonesia. Seperti kasus radikalisme, terorisme, dan anarkisme yang merusak sendi-sendi bangsa.

Menjawab kekhawatiran orangtua terhadap anak, Ia juga memaparkan  tips-tips bijak bermedia sosial yang bisa diterapkan dalam keluarga maupun bagi anak-anak. Seperti memahami hoax, daftar chanel katolik populer, chanel edukasi dan tips mendampingi anak-anak saat menggunakan gadget.

Dalam sesi tersebut peserta juga mendapat kesempatan berlangganan majalah Menjemaat Gratis setelah memenangkan Kuis Menjemaat yakni seputar Keuskupan Agung Medan dan perihal Gadget. Tiga orang peserta berhasil memenangkan kuis dan hadiah langganan Menjemaat Gratis selama 1 tahun penuh.

Sebelumnya para peserta juga mendapatkan materi tata kelola ekonomi keluarga katolik yang disampaikan oleh RP Markus Manurung OFMCap mewakili Caritas PSE KAM.  Jansudin Saragih

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *