AJARLAH KAMI BERDOA YA TUHAN
MEMINTA PADA BAPA
Kej 18:20-32 Kol 2:12-14 Luk 11:1-13/Hari Minggu Biasa XVII
Pada suatu waktu seorang dari murid meminta Yesus mengajar mereka berdoa. Ia ingin tahu apa yang perlu dikatakan kepada Allah ketika berdoa. Yesus mengajarkan doa yang kita kenal sebagai doa Bapa Kami. Yesus juga menyampaikan perumpamaan untuk menegaskan sikap yang harus dimiliki pada saat berdoa. Para murid diharapkan berdoa dengan penuh kepercayaan kepada kebaikan Allah.
Dalam perumpamaan pertama Yesus mengangkat pengalaman dari para pendengar. Seseorang kedatangan sahabat yang dalam perjalanan. Dia tidak memiliki makanan untuk dihidangkan kepada sahabatnya itu. Ia akan pergi kepada sahabat yang lain (tetangganya) untuk meminjam roti. Walaupun tak merasa enak karena sudah tidur dan sudah tengah malam, tetangganya akan bangun dan memberikan roti yang diminta sahabatnya. Alasannya hanyalah sikap sahabatnya yang tidak tahu malu.
Yesus meminta pendengar agar berdoa dengan tekun, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Kalimat ini sering dipahami sebagai jaminan bahwa Allah akan memberikan apa pun yang dimaui orang yang berdoa kepada-Nya. Doa bukanlah mantra atau rumusan sihir yang bekerja secara otomatis. Yesus tidak mengakatan, “Mintalah apa saja yang kamu inginkan, maka semua yang kamu inginkan itu akan dipenuh Allah.”
Tuhan mendengarkan semua doa, namun itu tidak berarti bahwa Dia akan memenuhi apa saja yang diinginkan manusia.” Dalam kebijaksanaan dan kebaikan-Nya, Allah akan mengabulkan doa. Ketika berdoa, kita perlu yakin bahwa Allah akan mendengarkannya dan memberikan yang terbaik.
Untuk menjelaskan betapa murah hatinya Bapa yang ada di surga, yang memberikan hal yang terbaik bagi orang yang berdoa kepada-Nya, Yesus menyampaikan perumpamaan perihal seorang ayah. Ayah mempunyai tugas dan kewajiban memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Tak ada orang tua yang memberikan binatang yang membahayakan, seperti ular dan kala jengking, bila anaknya meminta ikan dan telur.
Yesus menyimpulkan, “Jika kamu yang jahat tahu memberi yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga. Ia akan memberikan Roh Kudus kepada yang meminta kepada-Nya.” Yesus hendak mengatakan bahwa kebaikan manusia tidak dapat dibandingkan dengan kebaikan Allah. Kalau manusia yang jahat saja tahu memberikan yang baik kepada anak-anaknya, apalagi Bapa yang Mahabaik di surga. Ia akan menganugerahkan Roh Kudus sebagai karunia tertinggi dan terbaik yang dapat diterima oleh manusia dari Allah.
Orang harus berdoa dengan penuh ketekunan dan tanpa henti. Orang yang berdoa mesti benar-benar percaya dan menaruh harapan kepada Allah. Kita berdoa kepada Allah yang Mahabaik dan Mahabijaksana. Orangtua yang baik tidah harus memenuhi apa pun yang diminta anaknya. Ia justru memberikan yang terbaik, yang tidak dibayangkan oleh anaknya, atau yang sekarang belum dipahami si anak. Bisa jadi orang memohon sesuatu yang dia rasa sangat dibutuhkan. Tapi Allah melihat apa yang sebenarnya paling ia perlukan dan mengetahui apa yang terbaik baginya. Tapi manusia sering tidak menyadri atau menerima bahwa yang dikehendaki oleh Allah itulah yang terbaik baginya. Allah memberikan Roh Kudus kepada kita dan Roh itulah yang berdoa dalam hati kita, “Ya, Abba, ya, Bapa.” Amin.