Tantangan Membaharui Mentalitas di Masa New Normal

New Normal pada prinsipnya merupakan tanggapan kita keterkaitan dengan bagaimana membangun hidup dan komunikasi bersama saat ini. Saat Covid 19 memporak-porandakan dunia dengan segala isinya. Saat seakan-akan yang normal, menjadi abnormal. Apapun ceritanya kehidupan ini harus berjalan, karena itu kita perlu “memenitsnya” secara lain dari biasanya sehingga aktivitas-aktivitas harian tetap jalan. Tujuaannya agar rahmat hidup yang dipercayakan Allah kepada kita masing-masing berjalan secara efektif dan benar pada sesuai dengan situasi dan keadaan saat ini.Toh hidup kita harus lebih produktif dan kualitas kerja kita tetap terjamin.
Apakah ada hal yang baru dalam era New Normal ini? Ada. Semangatnya yakni: PENATAAN ULANG. Misalnya: Tata ruang yang memungkinkan ada jarak berdiri, atau duduk, maka ruang tersebut diatur kembali. Seperti Rumah Ibadat, kantor, transportasi umum dll. Tata gerak dan relasi, misalnya: salam hormat; hanya tunduk, kedip dll, “no” jabat tangan, cipi-cipi, tepuk bahu, apalagi pelukan dll. Tata diri, misalnya: kenakan masker saat keluar rumah, selalu mencuci tangan dengan sabun, pada air yang mengalir dengan durasi waktu minimal 20 detik. Menghindari kerumunan. Hidup sehat agar imunitas terjaga. Perubahan-perubahan itu tanpa sadar membuat hidup dan relasi kita menjadi lebih formal dan individualistis. Kita lebih peka pada diri dan sesama, dan saling menjaga diri dan sesama.
Pertanyaan reflektif untuk kita. Bagaimana kenormalan baru, menjadi sebuah kebiasaan hidup saat ini? Tantangan bagi kita adalah bagaimana masing-masing kita, pribadi per pribadi membaharui mentalitasnya, sehingga hal-hal tersebut menjadi sebuah kebiasaan baru. Anda suka atau tidak mentalitas kita harus baru, karena kita diperhadapkan dengan resiko yang besar bagi orang lain. Kita tidak mau kalau hidup kita menjadi ‘bencana’ bagi orang lain. Kita inginkan ialah hidup kita ini menjadi rahmat bagi orang lain.
Saat kita mendalami hidup di era New Normal ini, maka inilah saat yang paling tepat memaknai Hukum Kasih dalam kehidupan kita sehari-hari, di rumah, tempat kerja, pasar dll, “Mencintai Allah, dan sesama, sebagaimana kita mencintai diri.” New Normal itu sebuah istilah, mari kita wujudkan istilah itu dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Hubert OSC.
Facebook Comments