REFLEKSI

Tantangan Bergereja Era New Normal.

Loading

Beberapa Keuskupan  sudah mengijinkan umatnya untuk kembali beribadat di gereja, setelah masa PSBB. Tentu  masih harus memenuhi berbagai persyaratan  sebagaimana ditentukan dalam protokol kesehatan. Antara lain: Yang berusia 56 tahun keatas tetap dianjurkan beribadat di rumah, juga termasuk anak-anak dan ibu-ibu hamil. Usia dan situasi seperti ini, rentan kena penyaki, karena daya tahan tubuh tidak prima.

Situasi sebagaimana diatur dalam protokol kesehatan itu, maka yang merayakan ibadat di gereja hanyalah para remaja dan orang muda,  termasuk keluarga-keluarga muda. Salah seorang teman pastor berkata: “Ini tantangan bagi gereja,  lebih khusus di tempat kami, karena selama ini yang memadati gereja adalah anak-anak, para sepuh, dan wanita.” Sobat itu menambahkan lagi: ” Buktinya sampai sekarang yang menelpon dan bertanya, kapan gereja dibuka kembali, kebanyakan orang-orang sepuh. Belum ada orang muda yang bertanya demikian”

Tantangan bagi gereja adalah bagaimana memfasilitas kelompok para sepuh sehingga mereka tidak melihat entah “peran” mereka tergeser, atau pemberlakuan yang tak adil terhadap mereka secara khusus dalam peribadatan di gereja. Tantangan bagi gereja secara khusus kelompok anak-anak adalah  bagaimana sukacita mereka sebagai komunitas anak-anak Tuhan( bina iman/sekolah minggu, anak-anak misdinar dll) tetap terpenuhi.  Bagaimana kontinuitas tanggung jawab anak-anak ini  terhadap masa depan gereja ditanamkan?  Tentu paroki-paroki sudah mempunya cara melibatkan kelompok-kelompok ini agar terlibat secara maksimal dalam pembangunan iman.

Bagi remaja dan orang muda, anda sekarang menjadi garda depan dalam bergereja. Semangat ‘go to church”  anda ditantang. Anak-anak muda yang tidak ke gereja dengan alasan mengantuk atau cape karena “Wakuncar dan malming” (wawancara kunjungan pacar dan malam minggu)  bukan jamannya lagi. Semangat “to pray”  ditantang. Anda harus hadir di gereja  secara utuh,  tubuhmu dan semangatmu. Dengan kata lain, Anda harus, terlibat secara aktif dalam  berdoa, bernyanyi, dan duduk, berdiri, berlutut dll. Kebiasaan anda memperpanjang jam tidur di gereja pelan-pelan akan sirna.  Petugas liturgi, termasuk imam, perlu ada semangat  “a good preparing”  orang muda,  suka akan fleksibilitas, hidup-hidup, dan creatif. Generasi yang kritis, dan tidak segan bertanya atau berkomentar bahkan mencemoohmu! Ini jaman “New Normal”

Percayalah realitas ini akan secara pelan dan pasti merobah raut wajah gereja kita. Inilah saatnya kita memperbaharui mentalitas hidup menggereja dengan yang muda  sebagai”Change of agent”

 

Hubert OSC

Facebook Comments

Rina Barus

Menikmati Hidup!!!

Leave a Reply