KATEKESE

Lebih Dekat Memahami Masa Adven

Adven (advenus = kedatangan) dimulai hari minggu setelah Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam. Fokusnya adalah pada kedatangan Yesus. Masa adven ini berlangsung empat minggu sampai hari minggu sebelum hari raya natal, sebagai masa penantian kedatangan Tuhan. Tokoh-tokoh yang hadir dalam liturgi sabda masa adven adalah seperti Yesaya, Yohanes Pembaptis, Elisabeth, Zakharia, dan terutama Bunda Maria dan Bapa Yusuf, yang dapat menjadi teladan dan inspirasi bagi kita sebagai murid-murid Yesus, Puteranya.

Mencari Tempat Lahirnya Yesus Raja Penyelamat Dunia (Ilustrasi, Forbes.com)

Mengenai sejarahnya agak sulit ditelusuri, konon ada peristiwa-peristiwa yang bisa menjadi awal dilembagakannya masa adven, misal :
1. Masa persiapan hari raya Epifani (penampakan Tuhan 6 januari), untuk mempersiapkan calon baptisan baru, yang mengajak mereka untuk berpuasa sebagaimana kebiasaan masa prapaskah.
2. Di Perancis ( yang menyebar ke negara lain), ada kebiasaan tanggal 11 Nopember hingga natal, umat berpuasa senin, rabu, jumat, sekali lagi sebagai masa persiapan natal.
3. Praktek adven semakin melembaga sejak abad VII, pada masa Paus Gregorious Agung (590-604) disusun liturgi yang terdiri atas doa-doa dan bacaan-bacaan. Hingga akhirnya Paus Gregorious VII (1073-1085) menetapkan empat minggu masa adven yang dimulai akhir november atau awal desember hingga hari natal).

Kebiasaan masa adven yaitu dengan membuat lingkaran / korona, yang maknanya :
1. Bentuk lingkaran, simbol alfa dan omega, awal dan akhir, umat diajak untuk merenungkan kehidupannya, yaitu melalui proses, dengan ambil bagian karya keselamatan Tuhan di dunia, hingga ambil bagian pula dalam kehidupan kekal di surga.

2. Terbuat dari tumbuhan-tumbuhan “evergreen” (daun pinus, cemara misalnya), suatu gambaran akan hidup yang senantiasa diperbarui, sekaligus ada pengharapan akan kedatangan Tuhan yang hendaknya tidak akan pernah putus atau abadi.

Pada masa adven biasanya muncul 4 lililn. Keempat lilin itu yakni 3 lilin (1,2 dan 4) berwarna ungu, tanda tobat, matiraga, berkabung; sedangkan satu berwarna merah muda sebagai minggu gaudate, sukacita, yang dinyalakan pada minggu III, sebagai peringatan bahwa persiapan umat sudah mendekati akhir. Lilin-lilin, yang merujuk masa adven itu disebut :
• Lilin 1 adalah lilin nubuat para nabi, artinya kedatangan Tuhan sudah diramalkan oleh para nabi terutama Yesaya. Dan selanjutnya kata Yesaya: “Taruk dari pangkal Isai akan terbit, dan Ia akan bangkit untuk memerintah bangsa-bangsa, dan kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan menaruh harapan.” Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya

oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan. (Roma 15: 12-13)

• Lilin 2 adalah lilin Bethlehem, tempat kelahiran penebus; maknanya bahwa Yesus Sang juru selamat akan lahir di dalam hati atau hidup kita. Minggu kedua adven memiliki makna sebagai KESETIAAN dan CINTA. Pada minggu ini, lilin ungu kedua dinyalakan, mengingatkan kita untuk tetap setia mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan. Kita diwajibkan menyiapkan hati dan cinta demi menyambut kedatangan Kristus.

• Lilin 3 adalah lilin gembala, yakni tanda kehadiran Tuhan dalam diri oraang yang miskin dan terpinggirkan; “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. (Lukas 2:10)
• Lilin 4 adalah lilin malaekat, yang memberikan kabar gembira kepada keluarga kudus dan para gembala (kepada umat). “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” (Lukas 2:14)

Masa adven sebagai masa persiapan; sudah sewajarnya, dipersiapkan dengan layak dan pantas, karena yang berinkarnasi atau hadir adalah sosok Yang Maha Agung dan Maha tinggi. Persiapan itu tidak berhenti pada kedatangan yang pertama, melainkan juga pada kedatangan-Nya yang kedua. Bandingannya seperti orang yang menunggu kedatangan tamu agung dengan berbagai persiapan; namun yang dikehendaki adalah persiapan hati dan batin.

Tuhan tidak menghendaki umat jatuh dalam berbagai kesibukan, namun hatinya kosong tanpa persiapan. Segala persiapan umat harus diiringi dengan sebuah kerinduan akan Kristus, hingga nantinya “semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan (Lukas 3:1-6).

RP Eko Susanto OSC

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *