NEWSPESONA GEREJA

Kongregasi Suster FSE Sambut 6 Suster Baru

Komsoskam.comMedan-  “Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik” demikian thema pada perayaan penuh syukur dalam kaul kekal Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth dan hari jadi Kongregasi yang ke 94 tahun di Indonesia. Perayaan yang berlangsung 30 September ini dipimpin oleh RP Mikael Manurung OFM Cap selaku Vikjen  Keuskupan Agung Medan.

Adapun para suster pada tahun ini yang telah menyerahkan kehendak bebasnya kepada Tuhan melalui kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth yaitu Sr. M. Flora Sihotang  FSE dari paroki St Mikael Pangururan, Sr. M. Marsiana Sihotang FSE paroki St Lucia Parlilitan Sr. M. Carisita Sitohang FSE paroki St Yosep Lawe Desky, Sr. M. Zita Manalu FSE paroki St Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat, Sr. M. Selsie Halawa FSE Paroki St Maria Ratu Surga Togizita Nias  dan Sr. M. Klarita Pasaribu FSE Paroki St. Fransiskus Asisi Pangaribuan.

Keluarga besar Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth menyambut ke 6 Suster dengan penuh rasa syukur. Setelah perayaan Ekaristi di Kapel STIKes Santa Elisabeth dilanjutkan dengan ramah tamah di Aula STIKes. Sukacita ini juga semakin sempurna lewat kehadiran para imam, biarawan/i, seluruh umat, secara khusus kehadiran keluarga para suster yang mengikrarkan kaul kekalnya. Kehadiran keluarga dan petuah-petuah yang disampaikan menjadi peneguhan bagi seluruh umat yang hadir terutama ke 6 suster  yang mengikarkan kaul kekalnya.

Logika Allah berbanding terbalik dengan logika manusia

Dalam homili, beliau menyampaikan bahwa, logika Allah berbanding terbalik dengan logika manusia. Hal ini mengenai yang terbesar di dalam kerajaan surga yang dipercakapkan oleh para murid. Namun sebaliknya Yesus menegaskan menjadi yang terkecil. Permenungan ini tentu bukan hanya tertuju kepada yang sedang mengikararkan kaul kekal saja, tetapi seluruh umat beriman yang hadir, sebagai orang yang berkaul mesti tetap melanjutkan refleksinya berkaitan dengan menjadi yang kecil. Sebab dengan cara demikianlah maka sampai kepada apa yang diharapkan oleh Yesus, yaitu mau menjadi yang terkecil. Walau pada kenyataannya dunia ini akan selalu berlomba untuk menjadi yang terbesar.

Akan tetapi jika kaum relegius mengikuti hal yang sama, berarti dapat dikatakan disorientasi. Secara pribadi inilah pesan yang dapat dibagikan, dan kita percaya setiap pribadi juga menemukan makna tersendiri yang meneguhkan iman dan panggilan masing-masing. Homili ini mengingatkan kembali atas konsekuensi pilihan hidup yang telah dipilih secara bebas. (Sr. Winanda Sinuhaji FSE)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *