EKARISTI DAYA PELAYANAN

Yes 55:1-3; Rom 8:35.37-39; Mat 14:13-21/Hari Minggu Biasa XVIII
Mereka semuanya makan sampai kenyang
Yesus memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ekor ikan. Mereka semua makan sampai kenyang dan masih sisa dua belas bakul. Kelimpahan adalah ciri kerajaan Allah dan simbol kesatuan hidup. Gereja, yang dilambangkan persaudaraan para rasul, dipanggil demi melayani orang banyak. Kisah pergandaan roti penuh dengan arti simbolis, sebab di dalam kisah ini digunakan bahasa yang khas dalam Perjamuan Ekaristi.
Peristiwa pergandaan roti yang terjadi di Kapernaum adalah antisipasi Perjamuan Terakhir. Selain untuk memperlihatkan kelimpahan hidup berkat kedatangan Yesus Kristus, kumpulan sisa-sisa roti sebanyak dua belas bakul juga memiliki arti simbolis bagi kehidupan Gereja. Lebih dari kisah historis, Perjamuan di Kapernaum merupakan simbol komunitas akhir zaman dan tanda kehadiran Kristus yang memberi roti hidup yang sejati bagi manusia di segala zaman. Nilai itulah yang terjadi setiap kali Ekaristi dirayakan di dalam Gereja, di tengah-tengah umat Allah sendiri.
Inti kerajaan Allah yang diwartakan Yesus bukanlah hal-ikhwal dunia ini, namun terkait dengan kehidupan di dunia ini. Pergandaan roti menunjuk pada roti hidup yang memberi kepuasan abadi. Roti hidup juga membuat kita mampu mengasihi, berbagi dan mengupayakan makanan bagi orang lain secara khusus yang berkekurangan. Bagi orang kristen, pergandaan roti merupakan suatu tanda sekaligus ajakan untuk peduli dan berbagi.
Seorang janda sudah menghabiskan banyak biaya untuk merawat anaknya yang sakit selama bertahun-tahun, dan tampaknya anaknya tidak akan sembuh. Dalam rasa putus asa, ia mengeluh kepada Tuhan, “Tuhan, sudahlah, ambillah anakku ini. Saya tak sanggup lagi menanggung beban ini. Biarlah dia berbahagia bersama-Mu.” Namun, tampaknya Tuhan tetap mau memberi beban itu kepada si ibu untuk memelihara anaknya entah sampai kapan.
Menerima roti hidup melahirkan suatu kehendak dalam diri kita untuk mengupayakan apa pun sehingga orang yang lapar dipuaskan dan yang haus dapat minum serta yang telanjang mendapatkan pakaian. Partisipasi dalam Ekaristi mendorong kita mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan, di mana hak asasi setiap orang dihargai dalam kedasaran bahwa kita merupakan satu keluarga yang mesti saling peduli, baik dalam kebutuhan jasmani maupun santapan rohani.
Perayaan Ekaristi menuntun kita agar lebih dalam memasuki komunitas gerejani sebagai komunitas saudara-saudari yang saling meneguhkan. Kita didorong untuk makin mempersatukan diri sebagai saudara dan melepaskan diri dari kelekatan pada harta duniawi dan perbudakan yang diakibatkannya. Ekaristi menjadikan orang beriman menjadi pribadi yang peduli dan siap untuk tugas pelayanan yang membuahkan kelimpahan. Pelayanan kepada Allah sejurus dengan pelayanan kepada manusia.
Sebagaimana Yesus menugasi para murid dengan berkata ‘Kamu harus memberi mereka makan’, demikian juga kita yang menerima roti hidup dari meja Ekaristi ikut melanjutkan tugas Yesus Kristus membawa hidup yang berkelimpahan. Dalam kesatuan dengan Tuhan, kita diutus membagikan berkat Tuhan bagi sesama, teristimewa mereka yang berkekurangan. Amin.