Berdoa: Relasi Intim Kepada Allah & Sesama
RENUNGAN KATOLIK HARI INI, Selasa, 03 Maret 2020
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
Yes. 55:10-11; Mzm. 34:4-5,6-7,16-17,18-19; Mat. 6:7-15. Kel. 6:29-7:25.
Warna Liturgi Ungu
====
Bacaan Injil hari ini (Selasa, Prapaskah I) memuat ajaran tentang doa dan contoh doa yang baik. Doa ‘Bapa Kami’, Doa yang diajarkan langsung oleh Yesus sendiri. Yesus mengajar para murid-Nya bagaimana cara berdoa yang benar dan baik.
“Lagi pula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan…” (Mt 6:7).
Doa yang baik dan benar itu tidak ditentukan oleh banyaknya kata-kata atau gaya bahasa agar enak didengar. Tetapi yang perlu adalah iman yang teguh dan penyerahan diri, harapan yang teguh kepada Allah.
Lalu Yesus menyebut cara berdoa:
“Bapa kami yang di sorga, Dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi…..” (Mt 6:9-13).
Dalam doa ‘Bapa Kami’ yang disebutkan oleh Yesus sendiri sungguh nampak rumusan kata sederhana dan terstruktur baik.
Yang pertama diucapkan: memuji – memuliakan Tuhan, memohon datangnya Kerajaan Allah.
Lalu sikap penyerahan diri pada kehendak Allah secara total.
Setelah itu mengungkapkan kebutuhan – keperluan yang mau dimohonkan untuk keperluan sehari-hari.
Selain itu tentu, dengan dan sesudah doa, relasi terhadap sesama direhabilitasi – dipulihkan dan dijaga tetap baik.
Memang dalam doa ‘Bapa Kami’ selain doa sederhana tetapi nampak kedekatan – kemesraan. Dengan kata lain, relasi yang mendalam dan intim dengan Bapa serentak dengan kita karena menyatakan ‘Bapa Kami’. Relasi anak dengan Bapa yang saling terbuka dan mesra.
Dengan doa ‘Bapa Kami’, Yesus hendak mengajarkan betapa pentingnya kita menjalin relasi atau hubungan intim – dekat dengan Allah yang pada gilirannya berdampak pada hidup dan relasi kita sebagai sesama terutama sebagai putera-puteri Allah yang satu. Dengan menyebut ‘Bapa Kami’, saya ada sebagai saudara/i dengan sesama dan sama-sama anak Bapa yang satu dan sama.
Lebih lanjut dapat dikatakan, Doa ‘Bapa Kami’, relasi intim, hubungan batin dengan Allah harus ada kaitannya dengan hidup harian.
Doa hendak mendasari sikap kita terhadap sesama dalam rangka membangun hidup dan dunia yang lebih baik, damai , sejahtera.
Doa yang diajarkan oleh Yesus itu sungguh menyentuh realitas hidup kita. Karena itu tidak salah bahwa doa ‘Bapa Kami’ selalu didoakan dalam setiap ada doa bersama atau dalam ibadat.
Mari membuat doa yang diajarkan Yesus itu jadi dasar kita untuk saling mencintai, menghormati, menghargai satu sama lain.
Kita adalah putera/i Bapa yang satu walau berbeda keyakinan, marga, suku, daerah, dsb.
Mari menjadi saudara bagi semua. Apalagi pada masa prapaskah ini, kesempatan untuk merenungkan rasa persaudraan kita secara menyeluruh yaitu relasi kepada Allah, sesama dan alam semesta.
Selamat memaknai prapaskah dan beraktivitas!!
(RP Oktav Situngkir OFMCap)