BACAAN INJIL, SELASA 8 SEPTEMBER 2020
Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria
MATIUS 1: 1-16, 18-23 atau Matius 1: 18-23
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki , dan mereka akan menamakan Dia Imanuel ” yang berarti: Allah menyertai kita.
MAKNA KUTIPAN:
Seseorang yang mempunyai intuisi adalah orang yang mempunyai kesaatuan dengan Allah. Semakin seseorang itu saleh, semakin ia mempunyai instuisi dan semakin memiliki kepekaan rohani.
Bacaan Injil hari ini berceritera tentang Kelahiran Kristus dilihat dari sudut pandang Yusuf , tunangan Maria. Ceritera ini merupakan suatu ceritera yang luar biasa apalagi bila terjadi dijaman kita ini. Sebuah kisah yang mengagumkan. Yusuf tunangan Maria terperanjat ketika mengetahui bahwa Maria mengandung padahal mereka belum pernah berhubungan layaknya suami istri. Tetapi Yusuf seorang yang saleh dan tulus hati, tidak mau mencemarkan nama baik Maria. Ia tidak mau memperkarakan Maria walaupun menurut adat Yahudi Maria pantas diadili karena hamil di luar nikah. Dalam menghadapi masalah yang pelit pelik, yang mengakibatkan konflik batin, Yusuf bertindak bijaksana dan tenang, tidak mudah emosi dan tidak goyah dalam menghadapi situasi yang pelik dalam hidupnya. Ia ingin menceraikan Maria dengan diam-diam. Dalam pergulatan batinnya itulah malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Dalam permenungannya yang dalam Yusuf sadar akan campur tangan Allah dalam situasi hidup Maria yang mengandung di luar nikah, maka ia berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan kepadanya”. Yusuf yang tulus hati menghormati rencana Allah terhadap dirinya dan atas diri Maria.
Dalam kehidupan, tak jarang kita juga dihadapkan pada situasi yang sangat sulit. Bagaimana sikap kita ketika mendengar berita tentang perbuatan anak kita yang mengejutkan/mengecewakan kita, saat suami atau istri yang kurang menghargai kita, Saat teman atau orang yang dekat dengan kita menodai kepercayaan kita dan saat orang yang kita cintai menghianati kita? Pastilah sulit untuk menerimanya. Barangkali kita akan menjerit, emosi, marah, menangis bahkan juga sampai balas dendam dll. Belajar dari sikap Yusuf saat menghadapi kenyataan dalam hidup, ada beberapa hal yang perlu kita hidupi yakni : Pertama : Jadilah menjadi tulus hati. Apapun yang terjadi dalam hidup walau terkadang agak berat perlihatkanlah sikap hati yang tulus. Kedua: Bersikaplah tenang. Setiap persoalan pasti ada jalan keluar untuk penyelesaiannya. Maka jangan gegabah dan emosi dalam mengambil keputusan. Ketiga: Gunakan Pertimbangan dan Bukan Perasaan. Pertimbangan dan akal sehat membantu kita menentukan pilihan yang terbaik. Keempat: Dengarkanlah Tuhan dan terbukalah terhadap rencana Tuhan dalam diri kita dan sesama. Amin.