KATEKESEREFLEKSI

BACAAN INJIL, JUMAT, 4 SEPTEMBER 2020

Lukas 5: 33-39

Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: “Murid-murid Yohanes  sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum.” Jawab Yesus kepada mereka: Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: “Tidak seorangpun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu. Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua  karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik .”

MAKNA KUTIPAN:

Suatu hari seorang anak berdoa, agar dirinya dapat mengubah situasi keluarganya yang kurang harmonis. Ia berkata, “Tuhan, selama ini saya malas bangun pagi. Setiap pagi ibu dan ayah selalu bertengkar, karena saya malas bangun pagi. Saya mohon agar Tuhan membangunkan saya lebih awal daripada semua yang lain di rumah ini.”  Rupanya Tuhan mendengarkan doanya. Keesokan harinya, ia bangun pagi-pagi sekali, pukul empat pagi. Ia sendiri jadi bingung, mengapa sepagi itu Tuhan telah membangunkannya. Tetapi ia tetap bangun dan mulai membuka buku-buku pelajarannya untuk hari itu. Ia belajar dengan tekun.  Satu jam kemudian, kedua orangtuanya bangun. Mereka heran menyaksikan sang anak yang sudah duduk belajar. Pagi itu kedua orangtuanya tidak bertengkar. Sebagai gantinya, mereka mengagumi anak mereka yang telah bangun pagi-pagi itu. Mereka mengangkat jempol untuk sang anak.  Hari-hari selanjutnya sang anak tetap bangun pagi-pagi sekali. Ia melakukan hal yang sama, yaitu mulai belajar. Hasilnya sangat menakjubkan. Sang anak yang sering dianggap kurang mampu di kelas itu ternyata berhasil dengan baik. Ia mulai mengambil alih rangking pertama di kelasnya. Bahkan setahun kemudian ia berhasil menduduki rangking pertama di sekolahnya. Sungguh luar biasa. Perubahan dalam dirinya ternyata membantu dirinya dan suasana keluarganya menjadi damai dan harmonis. Dalam suasana seperti itu ia dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang cerdas.

Bacaan Injil hari ini mengetengahkan tentang Sikap orang Farisi yang sulit berubah dan berkembang. Orang Farisi terus berpegang pada Perjanjian Lama. Mereka hanya sibuk dengan penampilan luar dan  hatinya tidak pernah berubah menjadi lebih baik. Mereka  bertanya kepada Yesus : “ mengapa murid -murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, sedangkan murid-murid-Mu makan dan minum. Mereka pikir puasa itu hanya soal tidak makan dan minum. Mereka melupakan bahwa tujuan utama orang berpuasa adalah untuk penguasaan diri atau, mengendalikan diri sedemikian rupa sehingga memiliki cara hidup dan cara bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan alias hidup lebih baik. Maka Yesus  menanggapi mereka dengan membandingkan diri-Nya dengan seorang mempelai laki-laki . Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Sebagai seorang mempelai laki-laki, Yesus adalah sang Mesias yang mereka nanti-nantikan penuh persiapan dan dengan berpuasa. Sekarang Ia sudah berada ditengah-tengah mereka dan mengklaim mempelai perempuan sebagai milik-Nya sendiri. Dan berbicara mengenai “ anggur yang baru dan kantong yang baru, Yesus sebenarnya mau menunjuk kepada kebaharuan dari hidup Ilahi yang diberikan-Nya kepada umat-Nya. Karena anggur yang baru akan mengalami fermentasi, ia berkembang, semakin lama semakin matang, maka anggur baru itu membutuhkan kantong anggur yang baru pula yaitu kantong yang lunak-lentur dan dapat berkembang bersama anggur baru itu.  Demikian halnya orang-orang yang ingin bersatu dengan  Yesus dalam perjalanan  hidup-Nya maka mereka juga perlu menjadi lentur, fleksibel, mau dibentuk, mau diajari cara berpikir dan bertindak secara baru. Tuhan akan  membentuk kita dari hari ke hari menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih berkembang.  Tuhan mengajar kita, bagaimana kita harus mengalami perubahan dalam hidup lewat pertobatan kita.

Pertobatan merupakan dasar sikap dan tindakan kita, ketika kita memperkenankan Yesus mentransformasikan diri kita menjadi “ anggur yang baru. Penting bagi kita untuk memberanikan  diri mengalami perubahan menjadi anggur yang baru yang dapat membawa kebaikan, menyenangkan bagi orang lain. Anak kecil dalam cerita diatas meminta kepada Tuhan agar ia bisa berubah, sehingga keluarganya harmonis. Kita juga bisa meminta kepada Tuhan, hal apa yang mau kita ubah agar kita bisa berkembang menjadi lebih baik, menjadi anggur yang baru dan kehadiran kita dapat membawa kebaikan, menyenangkan bagi keluarga, orang-orang yang kita cintai dan sesama kita. Mari membuat komitmen dalam diri untuk maju dan berkembang kearah yang lebih baik, menjadi anggur baru yang menyenangkan dengan berani melakukan perubahan dalam hidup kita . Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *