NEWS

Bimas Katolik Kemenag Kota Medan Kunjungi Vikaris Episkopal, Menguatkan Sinodalitas Negara-Gereja

Loading

Jika Ki Hajar Dewantara mengatakan guru harus menghamba kepada murid, maka hal serupa kiranya dapat juga dikatakan Bimas Katolik harus menghamba kepada umat. Menghamba di sini bermakna melayani dengan sepenuh hati dan lebih mementingkan kebutuhan umat daripada kepentingan diri sendiri. Hal ini dapat diwujudkan apabila ada kerja sama yang baik dan kuat antara pihak-pihak yang saling terkait.

Untuk menguatkan sinodalitas Negara dan Gereja di tingkat kota, Bimbingan Masyarakat (Bimas) Katolik Kementerian Agama (Kemenag) Kota Medan mengadakan audiensi dengan Vikaris Episkopal (Vikep) Santo Petrus Rasul dan Santo Yohanes Rasul RD. Sampang Tumanggor di Catholic Center, Medan, Rabu (25/9). Pertemuan ini sekaligus kesempatan berkenalan dengan RD Sampang sebagai Vikaris baru di Kota Medan.

Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Penyelenggara Bimas Katolik Kota Medan Pinta Omastri Pandiangan, MSP. Ia membawa empat orang Pengawas Pendidikan Agama Katolik Tingkat Dasar dan empat orang Penyuluh Agama Katolik Kota Medan. “Kami ingin agar Kemenag Kota Medan tetap ada kerja sama dan sinergi yang terus meningkat dengan Gereja dibanding yang sudah berjalan baik selama ini”, kata Pinta.

Wujud sinergi yang baik antara Kemenag dan Gereja, sebagaimana dipaparkan Pinta, antara lain adanya kerja sama Bimas Katolik dengan beberapa paroki di Kota Medan memberikan pembinaan kepada anak-anak Katolik di sekolah negeri yang belum dilayani guru agama Katolik. Selain itu, penyuluh Agama Katolik Kota Medan juga terlibat aktif di beberapa komisi yang ada di KAM, seperti Komisi KKS dan Komisi PSE.

RD Sampang menyambut baik kehadiran rombongan Bimas Katolik Kota Medan. “Saya berterima kasih banyak atas inisiatif kalian untuk mengadakan pertemuan ini. Ini sangat sesuai dengan semangat yang sedang dibangun saat ini, sinodalitas atau berjalan bersama. Semoga kita bisa berjalan bersama, berjuang untuk Gereja, kalian di pemerintahan dan kami lewat gereja. Kita bergandengan tangan untuk umat kita”.

Pastor Vikep mengharapkan agar Bimas Katolik berjuang lebih keras mewujudkan layanan yang lebih baik dari negara kepada umat Katolik, khususnya di sekolah-sekolah negeri. Agar lebih berdaya dan efektif, Vikep mendorong Bimas Katolik lebih berani berkomunikasi dengan pastor-pastor paroki. “Saya akan bantu menghimbau pastor paroki agar membuka kerja sama dan komunikasi dengan Bimas Katolik”, ujarnya.

Bimas Katolik menanggapinya dengan berkomitmen akan terus berjuang seperti yang sudah dilakukan selama ini, antara lain bertemu para pemangku kepentingan. Namun, Bimas Katolik berharap agar Gereja berkenan membantu Bimas Katolik jika diperlukan karena berkaitan dengan upaya menyukseskan program negara yang juga menjadi tanggung jawab Bimas Katolik. Sebab, umat Katolik sepenuhnya warga negara.

Salah satu program prioritas pemerintah saat ini adalah penanggulangan stunting. Negara menyadari, upaya mencegah tengkes harus dimulai dari calon orang tua. Calon pengantin harus benar-benar disiapkan secara fisik dan mental untuk kelahiran baru. Pemerintah menggalakkan pemeriksaan kesehatan minimal tiga bulan sebelum mereka berumah tangga. Gereja Katolik diharapkan turut mendukung program ini.

Pertemuan Bimas Katolik dengan Pastor Vikep berjalan dengan hangat dan penuh kekeluargaan. Kedua  belah pihak sungguh menyadari pentingnya kehadiran masing-masing untuk terwujudnya pelayanan terhadap umat Katolik. Penyelenggara Katolik mengatakan, kehadiran Bimas Katolik bukti kehadiran negara bagi Gereja. “Sebab, apa pun yang kami lakukan, semuanya untuk umat Katolik”, ujar Pinta.

Marulam Nainggolan, Bimas Katolik, Kota Medan

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *