Uskup Agung Medan Terima Pallium Dari Paus Fransiskus
Komsoskam.com- Roma – Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, menerima anugrah pallium dari Bapa Suci Paus Fransiskus tepatnya di Basilika Santo Petrus Vatikan, pada 29 Juni 2019.
Sebagaimana dilansir oleh dokpenkwi.org, peristiwa ini sejalan dengan kungungan ad limina para Uskup seindonesia yang berlangsung awal Juni lalu. Dalam kunjungan tersebut setidaknya ada dua agenda yang harus diikutinya, yakni mengikuti ad limina atau laporan tentang keuskupan kepada Paus, sekaligus menerima pallium dari paus Fransiskus.
“Karena biaya dan tenaga yang dikeluarkan tidak sedikit bila harus bolak-balik, Medan- Roma, maka saya putuskan untuk tinggal di roma selama sebulan dan mengikuti salah satu retret “ kata Uskup kornelius Sipayung OFMCap.
Penganuhgrahan pallium merupakan salah satu tradisi istimewa Gereja Katolik Roma yang dirayakan pada Hari Raya Santo Petrus dan yang diadakan di Basilika Santo Petrus Vatikan bagi Uskup Agung Metropolitan baru. Alhasil Uskup Agung Medan mendapatkan kesempatan berharga tersebut. Pada saat bersamaan, ada 31 Uskup Agung Metropolitan dari berbagai benua dan negara yang menerimanya. Ketiga puluh satu Uskup Agung Metropolitan itu hadir dalam Ekaristi konselebrasi meriah di Basilika, Vatikan. Lima dari mereka berasal dari Asia, termasuk Uskup Agung Medan Mgr. Kornelius Sipayung yang baru ditahbiskan pada 2 Februari 2019 lalu.
Pallium atau palla adalah salah satu busana gerejawi yang awalnya hanya dikhususkan bagi Sri Paus. Namun kemudian dianugrahkan oleh Paus kepada para Uskup Agung Metropolitan. Para Uskup Agung Metropolitan baru tetap menerima pallium dari tangan Paus di Vatikan, tetapi pengalungannya dilaksanakan oleh Nunsius Apostolik di Gereja Katedral masing-masing, di hadapan umat Uskup Agung Metropolitan masing-masing.
Pallium model sekarang berupa sehelai selempang, “selebar tiga jari,” yang dikenakan melingkar pada pundak di atas kasula, dan kedua ujungnya masing-masing menjuntai di depan dan belakang. Maka, bilamana dipandang dari depan atau belakang pun pallium akan tetap membentuk huruf Y.
Pallium sendiri melambangkan anak domba, yang oleh Kristus diserahkan kepada Petrus untuk digembalakan (Yoh 21: 15-17). Pallium juga melambangkan Kristus sendiri, Gembala yang baik, yang memanggul domba yang hilang di pundaknya dan membawanya pulang.
Menurut informasi, busana itu dibuat dengan proses panjang yang menjadi selama ratusan tahun. Setiap tahun, pada Pesta St. Agnes (21 Januari) Paus memberkati dua ekor domba dari Biara St. Agnes di luar tembok kota Roma. Para biarawati akan memelihara domba-domba ini sampai tiba waktunya mencukur bulu mereka pada Pekan Suci. Selanjutnya, domba yang diberkati Paus ini dicukur pada hari Kamis Putih, dan bulunya ditenun menjadi pallium oleh para biarawati dari pertapaan Benediktin St. Cecilia di Trastevere, Roma.
Satu malam sebelum Hari Raya Santo Petrus dan Paulus (29 Juni), sejumlah pallium yang akan diberkati Paus dan dianugerahkan kepada Uskup Agung Metropolitan ditempatkan dalam satu wadah perak dan diletakkan di Makam Santo Petrus. Dengan demikian, bisa dikatakan pallium-pallium ini menjadi relikui kelas dua. Selamat kepada Uskup Agung Medan. Harini/JS