Retret Pembaruan Kaul Sederhana 29 Saudara Dina Konventual
Saudara Dina Konventual mengadakan retret pembaruan kaul sederhana pada 21-25 Juni 2021, di Biara St. Bonaventura, Sinaksak-Pematangsiantar yang diikuti 29 orang. Proses retret dipimpin oleh RP. Florianus Joni M. Saman OFMConv. Materi retret diawali dengan membahas kisah penyembuhan Bartimeus dalam tinjauan teologis-spiritual (Mrk 10:46-51). Dari bahan tersebut, para peserta diajak menggali nilai-nilai spiritual penyembuhan Bartimeus buta menjadi dapat melihat yang ia terima dari Tuhan Yesus Kristus. Selanjutnya, para peserta menulis banyak permenungan yang mengandung kekayaan rohani-spritual. Hasil refleksi tersebut dibagikan satu sama lain, sehingga memperkaya diri semua saudara dalam menyiapkan diri menjadi alat-Nya. Para peserta sangat bersemangat mengikuti seluruh rangkaian acara yang telah dijadwalkan.
Suasana kelas yang santai dan antusias
Melalui retret pembaruan kaul, para saudara muda mendalami makna hidup panggilannya sebagai biarawan Fransiskan Konventual. Ibarat Bartimeus, para peserta retret tidak boleh terperangkap dalam gelapnya kebutaan. Pengharapan diiringi dengan usaha akan membawa kesembuhan yang berasal dari Tuhan Yesus Kristus. Tantangan pasti ada dan tak terhindarkan, tetapi tekad harus diperteguh dan selalu melakukan pertobatan demi kelayakan diri bersatu dengan yang Ilahi. Persatuan dengan Allah ditandai oleh hidup yang bersukacita. Hidup dalam kaul tidak menghilangkan kebebasan personal, melainkan semakin memberi ruang untuk merealisasikannya. Ketaatan original para saudara akan membangun relasi dengannya Allah melalui sabda-Nya yang kudus dan tak kan menyesatkan. Dengan demikian setiap pribadi berani berkata, “Ya Tuhan, ini aku datang dan mau melakukan kehendak-Mu.”
Pada hari terakhir, retret ditutup dengan perayaan Ekaristi kudus. Pesan Misa meruncing pada kalimat ajakan agar setiap saudara menjadi saksi Tuhan. Hidup sebagai saksi Tuhan Yesus Kristus harus membiarkan Roh Kudus bekerja dalam diri setiap orang sehingga yang ada hanyalah kebaikan asali. Kehendak Allah harus ditaati tanpa kompromi dalam wujud ketaatan original. “Pergilah, Aku mengutusmu seperti anak domba ke tengah kawanan serigala,” sabda Tuhan (Luk 10:3). Dari Firman tersebut, dapat dipahami bahwa utusan harus kembali dengan memimpin kawanan serigala itu. Memang agak sulit, tetapi bukan tidak mungkin sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Lakukan saja kehendak Tuhan dan semua akan disempurnakan oleh-Nya. Perutusan yang berasal dari Allah ditandai oleh hidup yang dituntun oleh Roh Kudus. Perutusan akan membawa keselamatan bagi orang yang diutus maupun tujuan perutusan.
Fr. Ricky Ignasius M. Siburian OFMConv/ JS