KATEKESENEWS

Rakor Bimas Katolik Se-Provsu, Membangun Sinergi Bersama Pemerintah

Loading

Komsoskam.com- Deliserdang- Bimas Katolik se-Provinsi Sumatera Utara mengadakan Rapat Koordinasi  untuk  mewujudkan kinerja yang optimal dan tepat sasaran yakni masyarakat Katolik  sebagai bagian warga negara kesatuan Republik Indonesia. Bimas Katolik berperan di dalamnya melalui bahasa agama. Sedangkan Gereja/Hirarki adalah mitra Bimas Katolik dalam mewaratakan misi kekatolikan seturut tugas pokok dan fungsi masing-masing. Kegiatan ini berlangsung 16-18 Sepember 2019 di Thong’s Inn Hotel, Kuala Namu, Kabupaten Deliserdang.

Di awal kegiatan, Pembimas Katolik, Wanton Naibaho menegaskan pentingnya sinergisitas antara Bimas Katolik dengan Gereja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.Salah satu indiktor kinerja yang baik ialah penyerapan anggaran tepat waktu dan tepat sasaran. “Saat ini Kementerian Agama sedang giat-giatnya  mensosialisasikan moderasi beragama, kerukunan umat, dan integrasi data”, kata Wanton. Harapan ke depan agar semua anak bangsa bisa hidup rukun, damai, dan saling menghormati walaupun berbeda agama, suku, budaya, dan warna kulit dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

RP Yosafat Ivo Sinaga Ofm.Cap, menyegarkan kembali visi-misi Ditjen Bimas Katolik 2002-2019 yakni terwujudnya masyarakat Katolik yang seratus persen Katolik dan seratus persen pancasilais dalam negara yang berbhineka tunggal ika. Sedangkan visi-misi Ditjen Bimas Katolik 2020-2024 adalah terwujudnya Masyarakat Katolik yang moderat, mandiri, dan bertanggungjawab. Bimas Katolik berperan mengaktualkan apa yang tertuang dalam visi dan misi agar berjalan dengan baik.  Sebagaimana Mgr Suharyo, Uskup Agung Jakarta mengharapkan bekerja dengan badan (menghidupi), jiwa (penghayatan), dan Roh (wujud doa) {Buletin Ditjen Bimas Katolik, Jan-april 2013}.

Baca juga  Penyuluh Agama Katolik, Agen Moderasi Beragama

Lebih lanjut RP Yosafat Ivo Sinaga, Ofm.cap menegaskan bahwa jabatan adalah amanah untuk melayani umat Katolik.  Maka pusat dan daerah harus berkoordinasi, karena kadang rencana awal tidak sesuai dengan kebutuhan real di lapangan. Bimas Katolik sebagai perpanjangan tangan pemerintah harus mempunyai spirit kekatolikan. Karena itu, Bimas Katolik  diharapkan bertugas untuk melayani, memberi teladan (keluarga dan masyarakat), aktif dalam Gereja, mencintai hal rohani, mendukung toleransi, menjadi pribadi yang berintegritas.

Dalam konteks Keuskupan Agung Medan dengan perkembangan umat 9,17 % per tahun, maka dalam kurun waktu lima tahun harus diimbangi dengan perkembangan pelayanan dan tentunya membutuhkan kerjasama sama semua pihak. Demikian juga perkembangan aspek pendidikan sekaligus tuntutan di dalammnya. Maka pimpinan Gereja KAM sangat mengharapkan kerjasama dan partisipasi semua pihak (organisasi, paroki, lembaga pendidikan dan awam).

Selain itu Gereja berharap kepada Bimas Katolik agar aktif bersama dengan Gereja menghadapi tantangan masa kini. Antara lain: (1) Menciptakan terobosan untuk meningkatkan semangat kehidupan menggereja umat beriman dengan “menyediakan” tenaga pendidik yang profesional dan berintegritas; (2) mengadakan seminar, lokakarya, penyuluhan baik internal maupun eksternal yang terarah dan terpadu; (3) menyediakan sarana untuk menunjang kehidupan rohani umat; (4) Kreatifitas dalam pendidikan agama Katolik; (5) dan approach personal dan Gerejawi.

Landasan gereja di tengah dunia terletak dalam sikap dan pandangan Yesus dalam berinteraksi dengan orang kecil dan dipinggirkan (option for the poor) dan para penguasa di zamannya. Dari sini nyata bahwa Gereja tidak pernah terlepas dari dunia. Umat Katolik tidak terpisah dari masyarakat umum. Itu tertuang dalam motto,”Kita adalah seratus persen katolik dan seratus persen warga negara Indonesia”, demikian RP Yosafat Ivo Sinaga, Ofm.cap mengakhiri penyajiannya. *** (Dobes Tamba)

Facebook Comments

Leave a Reply