Purna Karya Penggembalaan Imam Projo Keuskupan Agung Semarang di Keuskupan Agung Medan
Pada Jumat (24 Juni 2022), dalam perayaan Hari Raya Hati Yesus yang Maha Kudus, menjadi momen terakhir karya penggembalaan Imam Projo Keuskupan Agung Semarang (KAS) di wilayah Keuskupan Agung Medan (KAM). Peristiwa istimewa tersebut diawali Ekaristi kudus di Paroki Maria Bunda Pertolongan Abadi – Binjai. Di mana paroki ini menjadi titik awal karya pelayanan Imam Projo KAS untuk paroki di KAM.
Uskup KAM, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap dan Uskup KAS, Mgr. Robertus Rubiyatmoko memimpin misa yang dihadiri umat dari kalangan awam, biarawan-biarawati termasuk Imam dari Ordo Karmel tak Berkasut (OCD) yang akan melanjutkan penggembalaan di Paroki Binjai.
Dalam sesi kata pengantar, Mgr. Kornelius menyampaikan selama 40 tahun Imam Projo KAS telah memberikan teladan hidup kepada Imam Diosesan KAM tentang bagaimana hidup seorang Imam Diosesan, terutama dalam pastoral melayani umat Allah.
“Dan setelah merasa bahwa Imam Diosesan cukup dewasa di Keuskupan ini. Di samping, begitu banyak tarekat yang melayani di Keuskupan ini. Imam Diosesan lewat Uskup Keuskupan Agung Semarang meminta agar mereka bisa melayani dan memperhatikan keuskupan-keuskupan yang sungguh membutuhkan di Indonesia,” imbuh Mgr. Kornelius.
Bapa Uskup KAM melanjutkan, atas dasar tersebut, pihak KAS sendiri memohon supaya kontrak dengan Keuskupan Agung Semarang diakhiri. “Maka pada perayaan ekaristi ini kita bersyukur kepada Allah, atas pelayanan saudara Imam Diosesan KAS yang di KAM. Kebaikan Allah sungguh nyata lewat pelayanan mereka. Kita berdoa semoga iman yang ditanamkan oleh saudara Imam Diosesan KAS, di keuskupan kita ini tetap bertumbuh dan semakin berkembang.”
Orientasi KAS Membantu Keuskupan yang Lebih Membutuhkan
Saat memberi khotbah, Mgr. Rubi mengaku bahagia bisa kembali menyambangi KAM. “Khususnya dengan umat Paroki Binjai ini. Sebelumnya saya pernah ke sini saat Tahbisan Episkopal Mgr. Kornelius saya pernah ke sini (Binjai), dan juga pernah ke Paroki Pangkalan Brandan. Ini merupakan kesempatan yang istimewa dan menarik bagi saya,” katanya.
Mgr. Rubi kemudian menuturkan kilas balik awal mula karya pelayanan Imam Projo KAS di Medan. Dia mengatakan, pada tahun 1980-an, Komisi Gerejawi Medan mengajukan permohonan kepada Keuskupan Agung Semarang. “Tujuannya, untuk membantu mendirikan Seminari Tinggi di Pematangsiantar, dan sekaligus juga berkarya di Paroki Binjai. Dan pada Mei 1982, kami (KAS) mengutus dua Romo. Yakni, Romo Wiryo Atmojo yang ditugaskan untuk mengawali pendirian Seminari Tinggi di Pematangsiantar. Dan Romo Sukardi untuk mengawali karya pelayanan di Paroki Binjai ini.”
Setelah 40 tahun, kontrak kerjasama pelayanan Imam Projo KAS resmi usai pada Juni 2022. “Sebelumnya, pelayanan Imam Diosesan KAS di Seminari Tinggi Pematangsiantar telah usai pada tahun lalu. Dan tahun ini, kita menyudahi karya pelayanan di Paroki Binjai dan Pangkalanbrandan,” imbuhnya.
Bapa Uskup KAS menegaskan, purna kontrak kerjasama ini bukan karena pihaknya ditolak. “Atau bukan karena tidak dipercaya oleh Mgr. Kornelius. Namun kami yang meminta,” katanya. “KAS berorientasi membantu keuskupan-keuskupan yang membutuhkan. Seperti yang ada di Kalimantan dan Papua.”
“Kami melihat bahwa KAM sudah sangat tertata, dengan kecukupan tenaga Imam. Baik Imam Diosesan maupun Imam Tarekat. Oleh karena itu, kami menarik kembali Imam-Imam Diosesan yang berkarya di KAM, kembali ke KAS.”
Dalam kesempatan tersebut, Mgr. Kornelius dan Mgr. Rubi menandatangani dokumen serah terima kontrak kerjasama dari Imam Diosesan KAS kepada KAM. Sementara perwakilan dari Ordo Karmel tak Berkasut, RP. Hironimus Radjutuga OCD turut menandatangi dokumen perihal karya pelayanan OCD di Paroki Binjai yang diawali oleh RP. Ibrahim Riberu OCD dan RP. Thedorus Goli Ruing OCD. Sementara itu, alih penggembalaan di Paroki St. Paulus Pangkalan Brandan diembankan kepada Imam Diosesan KAM (RD. Silvester Martin Asan dan RD. Desman Marbun).