KATEKESENEWS

Paroki Tigalingga Bentengi Keluarga Katolik Dari Penyakit Sosial Lewat Literasi Internet dan Media Sosial

Loading

Komsoskam.com – Tigalingga – Umat Paroki Santa Maria Bunda Karmel Tigalingga adakan Seminar Sehari dengan topik Bijak Menggunakan Internet dan Media Sosial yang berlangsung Sabtu, 20 Juli 2019, tepatnya di Aula Paroki yang persis berada di bawah bangunan Gereja Paroki. Acara diikuti lebih dari 200 orang yang terdiri dari Punguan Ama Katolik (PAK) dan Punguan Ina Katolik (PIK). Pastor Paroki, Yustinus Sumaryono O.Carm menyebutkan kegiatan ini diadakan agar umat terbentengi dari dampak negatif internet dan media sosial yang bisa menimbulkan penyakit-penyakti sosial. Kegiatan ini juga serangkaian dengan HUT Paroki yang mencapai usia 52 tahun.

Sesi pertama diisi oleh Komsos KAM yang diwakili Jansudin Saragih. Dalam paparannya beliau mengajak peserta untuk mewujudkan Fokus Pastoral KAM yang mengharapkan umat katolik terbebas dari penyakit sosial (IK 5), demikian juga diharapkan umat katolik ambil bagian dalam menanggulangi penyakit sosial tersebut (IK 6). Menurutnya wujud penyakit sosial kini semakin menjamur dengan perkembangan teknologi komunikasi sosial seperti gadget dan internet. Fakta  menunjukkan internet dan media sosial menjadi lahan subur penyimpangan sosial seperti Ujaran Kebencian, Perceraian, Prostitusi Online, Judi Online, Pornografi dan Perceraian, dan transaksi narkotika. Tak hanya itu, penyebaran paham radikalisme hingga aksi terror juga berkembang subur didukung dengan  mudahnya memuwudkan nia jahat seperti pembuatan bom melalui internet.

Baca juga  PIK Paroki Hayam Wuruk Bagikan Tas kepada Anak-anak Bantaran Sungai Deli

Untuk itu katanya orangtua wajib memahami perkembangan internet dan media sosial sehingga mereka mengetahui dampak negatif dan positif dari media tersebut. Dengan demikian orangtua punya bekal untuk membimbing dan mengawasi penggunaan gadget anak-anaknya.  Ia juga menekankan pentingnya mengetahui dan memahami pandangan Gereja Katolik terhadap  alat-alat komunikasi  sosial tersebut. Geraja Katolik sudah sejak lama merumuskan dan memberikan pandangannya yakni dalam Dekrit Inter Mirifica yang telah diputuskan sejak tahun 1963 lewat Konsili Vatikan II” terangnya. “Gereja Katolik/ Bunda Gereja memandang baik penemuan-penemuan teknologi komunikasi sosial tersebut. Bila digunakan dengan tepat dapat berjasa besar bagi umat manusia, sebab sangat membantu untuk menyegarkan hati dan mengembangkan budi dan untuk menyiarkan serta memantapkan Kerajaan Allah (IM 1)”.

Ditegaskan juga dalam dokumen tersebut bahwa Gereja menyadari pula, manusia dapat menyalahgunakan media itu melawan maksud Sang Pencipta Ilahi dan memutar-balikannya sehingga mengakibatkan kebinasaan. Bahkan hatinya yang penuh keibuan merasa cemas dan sedih, menyaksikan betapa besarlah kerugian yang sering sekali ditimbulkan bagi masyarakat karena penyalahgunaannya. (IM1)

Dalam sesi kedua, Vikep Dairi-Kabanjahe, RP Rudi Kartolo Malau O.Carm., meneguhkan umat untuk aktif dan ambil bagian dalam memujudkan keluarga memasyarakat. Ia mengatakan hal ini bisa dilakukan dengan mudah, lewat komunikasi dalam keluarga dengan sesama dan lewat sikap hidup beriman sehari-hari. Dalam paparannya Vikep juga mengajak seluruh umat untuk bersama-sama mejudkan visi Keuskupan Agung Medan yakni menjadi Oase Ilahi di Tengah Dunia. Acara kemudian dilanjut dengan ragam lomba yang diselenggarakan untuk memeriahkan pesta ulang tahun paroki.

Facebook Comments

Leave a Reply