SOSOK

Kriswanto Ginting: “Meluhurkan Budaya, Salah Satunya Melalui Museum”

Loading

Peran sebagai Kurator di Museum Pusaka Karo, bagi Kriswanto Ginting Sugihen, memberi kesan menggoda. Kenapa? “Karena bagi saya menjadi kurator museum itu asik dan tidak biasa. Asik karena bisa tahu dan belajar tentang sejarah dan permuseuman dan banyak hal lainnya,” tutur suami dari Sartika Nominanda br Tarigan Sibero.

Dia menjelaskan, Kurator adalah orang yang karena kompetensi keahliannya bertanggung jawab dalam pengelolaan koleksi museum. “Seorang yang bertanggung jawab dalam menyiapkan konsep dan materi pameran dan terutama dalam perawatan dan pemeliharaan koleksi-koleksi di museum.”

“Menjadi seorang Kurator museum itu tidak biasa dan tidaklah mudah. Karena tugasnya menangani mulai sejak sebuah benda diseleksi dan terdaftar sebagai koleksi museum sampai menjadi sebuah benda koleksi pameran, kemudian merawatnya dengan baik, melakukan pengkajian dan mempublikasikannya bahkan mengajak dan mengedukasi pengunjung tentang benda-benda koleksi di museum,” dia mengimbuhkan.

Meski tampak rumit, menurut ayah dari Leticia La Velle br Ginting Sugihen dan Helsa Zivanya br Ginting Sugihen, ada banyak pengalaman menarik bagi dirinya sejak bergabung menjadi bagian dari Museum Pusaka Karo. “Pernah mendapat kesempatan berjumpa dengan orang-orang hebat yang datang ke museum, berjumpa dengan seniman terkenal, pegiat budaya dari mancanegara bahkan pernah berdebat hebat (tentang pengetahuan kebudayaan Karo) dengan seseorang yang mengaku sebagai professor dari salah satu universitas ternama di Benua Eropa dan banyak kesempatan lainnya. Tapi saya jalani saja semua dengan sepenuh hati.”

Baca juga  Cermat Menyikapi Pengajaran

Dia mengatakan, hal paling menarik selama menjadi kurator museum, ketika mendapat pengunjung dari peserta didik sekolah dasar entah itu perorangan maupun rombongan disekitaran kota Berastagi. “Mereka ini datang bukan karena tugas guru atau karena disuruh orang tua. Tapi mereka datang dengan keluguan dan rasa penasaran. Ini yang menarik. Mereka ini masih sangat dini dari segi usia, tapi minatnya terhadap budaya melebihi orang dewasa. Saat demikian, saya merasa tertantang untuk memandu dan menjelaskan segalanya pertanyaan dari mereka bahkan menjelaskannya se-detail mungkin. Karena yang saya harapkan mereka ini dapat mengenal lebih dekat bahwa leluhur mereka itu hebat dalam berbagai hal baik dari sektor pertanian, pertukangan, arsitektur dan lainnya.  Sebab bisa jadi, apa yang mereka dapat dari museum belum tentu ada di bangku sekolah.”

Kurator Museum Pusaka Karo, Kriswanto Ginting

“Nah, disinilah sebenarnya tugas dari seorang Kurator itu lebih dari sekedar tenaga ahli atau sekedar penjaga di gedung museum. Kurator punya tanggung jawab moral dan moril dalam mengedukasikan kepada pengunjung sekalipun masih belum sempurna,” katanya.

Dalam pandangannya, anak muda sangat perlu dilibatkan dalam perkembangan Museum ini. Karena anak muda (milenial) justru bisa menjadi perpanjangan informasi ke khalayak ramai. “Dengan beragam kreatifitas digital yang ada justru melalui orang muda Museum Pusaka Karo semakin dikenal sekarang karena kemudahan internet dan popularitas melalui media sosial. Jadi kami cukup terbantu dengan itu. Kendatipun kami dari Museum lebih berharap orang muda dapat berkontribusi untuk pelestarian budaya mereka masing-masing. Mulai dari hal yang sederhana, seperti penggunaan Bahasa daerah dan pengenalan identitas budaya itu,” aku Kurator yang mengabdi di Museum Pusaka Karo sejak 2011.

Baca juga  Mgr. Kornelius Ucapkan Ini dalam Pengakuan Iman dan Sumpah Setia di Ibadat Sore Meriah

Menurut Kriswanto, perhatian gereja terhadap Museum Pusaka Karo sudah sangat banyak dimulai sejak berdirinya sampai dengan saat ini. “Sekarang peran dan perhatian pemerintah setempat lah yang paling diharapkan, karena sekali lagi tanpa dukungan dari pemerintahan kami museum ini tidak dapat berbuat banyak untuk pelestarian budaya,” ujarnya. “Maka dengan cukupnya dukungan-dukungan dari itu semua, diharapkan masyarakat akan semakin melihat dan menikmati keberadaan Museum Pusaka Karo ini. Bahwa memang meluhurkan budaya itu salah satunya ya melalui museum.”

(Ananta Bangun)

Facebook Comments

Ananta Bangun

Pegawai Komisi Komsos KAM | Sering menulis di blog pribadi anantabangun.wordpress.com

Leave a Reply