Gereja Katolik Paroki St. Yoseph Parsoburan “Benih Semangat Pelayanan & Pembangunan Kian Bertumbuh”
Tim Menjemaat menempuh waktu lebih dari enam jam untuk mencapai Gereja Katolik Paroki St. Yoseph Parsoburan. Tetapi rasa letih usai perjalanan jauh itu pun sirna mendapati semangat membangun dalam diri Imam dan Umat. Dan tentu saja, saat menerima jamuan seduhan kopi setempat.
“Paroki St. Yoseph Parsoburan tengah bergairah membangun gedung Gereja baru. Tidak hanya di Paroki, namun juga berbarengan proses pembangunan di empat stasi,” ucap Parokus Parsoburan, RD Bernardus Sijabat kepada Menjemaat, Jumat (20/5/2016).
Dia melanjutkan, kelima program pembangunan tersebut mendorong kreativitas Panitia dan Imam untuk menggalang dana pembangunan. “Karena itu, Paroki Parsoburan mengajukan permohonan pengembangan website resmi paroki kami (http://www.parokistyosephparsoburan.com) dengan bantuan Komisi KomSos KAM (Keuskupan Agung Medan,” katanya.
Menyelisik Sejarah
Pada awalnya, Gereja Parsoburan – yang berdiri sejak tahun 1952 – bergabung dalam wilayah pelayanan Paroki Balige. “Meskipun telah diangkat statusnya menjadi Paroki sejak 2010, namun Imam Projo yang ditunjuk sebagai Gembala belum bertempat secara penuh di Parsoburan. Parokus dan Pastor Rekan masih tinggal di Pastoran Paroki Balige saat itu. Ini menyebabkan pengembangan Paroki menjadi lamban,” terang Pastor Bernard.
“Ketika Imam Projo mulai menetap permanen di Pastoran Paroki Parsoburan, pelayanan bagi Umat dan pembangunan mulai berjalan secara penuh waktu,” katanya.
Di tengah semangat pelayanan dan pembangunan tersebut sempat muncul aral. Yakni, kebakaran yang meluluhkan Pastoran lama dan gedung Asrama bagi siswa di sekolah setempat milik Yayasan Seri Amal pada tahun 2012. Kejadian nahas tersebut tidak memadamkan semangat Gembala dan Umat. Sebaliknya, menjadi titik balik membangun gedung Pastoran dan Asrama yang lebih baik.
“Bahkan benih iman pun turut bertumbuh yang terlihat dalam meningkatnya jumlah Umat dan Stasi. Dimana Stasi Borbor menggenapkan jumlah 26 stasi di Paroki Parsoburan,” imbuh Pelaksana Ketua Dewan Pastoral Paroki (DPP) St. Yoseph Parsoburan, Sahat Pardosi, S.Pd.
Pardosi menjelaskan, seluruh umat baru dari Stasi Borbor sebelumnya beragama non-Katolik. “Umat di stasi tersebut, telah menyaksikan sendiri bagaimana pelayanan yang digalang Imam bersama DPP ke seluruh stasi dengan gigih. Padahal banyak dari stasi-stasi tersebut memiliki medan yang sulit dilalui.”
Menatap ke Depan
Pastor Bernard bersemangat menunjukkan rancangan dan denah gedung baru Gereja Paroki Parsoburan. Dia ditemani Pastor Rekan, RD Parlindungan Sinaga saat rapat dengan Panitia Pembangunan Gedung Gereja Paroki di Aula Paroki Parsoburan. “Gedung Gereja lama tidak lagi mampu menampung jumlah umat. Apalagi mendapati pertambahan jumlah umat selama ini,” katanya.
Saat dipantau tim Menjemaat, proses pembangunan oleh tukang masih berkutat dalam membuat tiang fondasi. Gedung Gereja baru tersebut bakal memunggungi gedung Pastoran, dan berdampingan dengan gedung Aula Paroki. Baik Pastor Bernard dan bapak Pardosi mengatakan, pihak Paroki masih belum memiliki rencana untuk pendayagunaan gedung Gereja lama.
Bagaimana dengan dana? “Panitia Pembangunan Gereja Paroki Parsoburan menyerahkan sepenuhnya pada rencana dan kuasa Tuhan. Jika menilik kas pembangunan, sesungguhnya sangat kurang. Namun kami jalankan saja semampunya. Dan ternyata, dukungan dana dan doa selalu saja mengalir,” kata Pastor Bernard.
“Karenanya kami mohon juga bantuan sosialisasi Penggalangan Dana Gereja Paroki Parsoburan melalui media Menjemaat,” imbuh eks Pastor Rekan di Paroki Santa Perawan Maria Kabanjahe tersebut. “Umat yang tergerak ‘mengulurkan tangan’ dapat mengirimkan bantuan tunai ke rekening BRI: 7172-01-005460-53-2 , atas nama : Pembangunan Gereja Paroki St Yoseph Parsoburan. Atau rekening Bank Sumut Capem Silimbat, dengan norek: 245.02.21.000892-1 , atas nama: Pan. Pemb. Gereja Katolik Parsoburan,” katanya.