PESONA GEREJA

CATHOLIC CENTER KAM: Pusat Pastoral Katolik di Jantung kota Medan

Loading

catholic-center-out-view
Foto: Jansudin Saragih (Menjemaat)

Pada mulanya gagasan pendirian Gedung Catholic Center Keuskupan Agung Medan (KAM) ialah wadah temu dan cengkerama insan Katolik setempat, serta peziarah dan tamu luar daerah. Percikan ide tersebut dituturkan Ketua Panitia Pembangunan Catholic Center KAM, RP Paulinus M. Simbolon, OFM Cap, dalam momen Peletakan Batu Pertama, 2 September 2007, di Medan (Menjemaat No. 9/ XXIX/ September 2007). Pada masa itu, acara resmi ini dipimpin oleh Uskup Agung Medan, Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara, OFM Cap.

“Ide pembangunan Catholic Center ini sudah muncul sejak kedatangan Paus Yohanes Paulus II ke Medan pada Oktober 1989. Saldo positif dari pesta besar itu menjadi bagian dari dana anggaran pembangunan,” tutur Pastor Paulinus sebagaimana dikutip Menjemaat.

Ia melanjutkan, sudah sejak lama dibutuhkan satu tempat bagi insan Katolik untuk berjumpa satu sama lain, berkenalan terutama bagi orang baru datang ke Medan, mencari informasi tentang berbagai hal, sarana yang lebih memadai untuk pertemuan, retret, seminar, pembinaan dan berbagai kegiatan pendalaman hidup sosial dan menggereja.

dokumentasi-menjemaat-ed-september-2007-peletakan-batu-pertama-catholic-center-kam-dipimpin-mgr-agp-datubara-ofmcap
Dok. Menjemaat

Tatkala proses pembangunan rampung dan serah terima dari Panitia Pembangunan Catholic Center KAM dilaksanakan pada 22 Juli 2012, Uskup Agung Medan membentuk Tim Selia Catholic Center KAM, yang terdiri dari: RP Elias Sembiring, OFM Cap, RP Emmanuel Sembiring, OFM Cap, RP Adytia Peranginangin, O Carm, RP Paulinus OFM Cap dan RD Moses Tampubolon. “Kehadiran tim ini guna membentuk Manajemen Catholic Center yang akan merealisasikan sarana-sarana yang sejak semula digagas,” kata Pastor Adytia OCarm kepada Menjemaat Senin (13/7/2015), yang juga dihunjuk sebagai Direktur Catholic Center KAM.

Dalam satu pertemuan Tim Selia Catholic Center KAM tersebut, Pastor Paulinus memaparkan bahwa Catholic Center KAM akan memiliki fungsi dan guna sebagai sentrum atau pusat. “Sentrum dalam arti sosiologis bukan hirarkis. ‘One Stop Walking’ untuk berbagai kepentingan dan tujuan serta minat dengan fasilitas selengkap mungkin (restoran, lobi, kapel, ketemu, konsultasi, belanja buku rohani dan devosionalia, pusat infokom, auditorium, convention hal dan wisma untuk penginapan).”

rp-paulinus-simbolon-ofmcap
RP. Paulinus Simbolon, OFM Cap (dok. Pribadi)

Seiring waktu, dinamika peran Keuskupan juga mempengaruhi peningkatan peran Catholic Center KAM ini. “Cita-cita awal sejak tahun 1989 dibangun sebuah Catholic Center tempat awam dan religius bertemu, pembinaan dan penginapan. Dimana saldo positif dari panitia penyambutan Sri Paus Yohanes Paulus II kemudian dijadikan anggaran perdana untuk program pembangunan Catholic Center KAM. Kemudian berkembang kebutuhan untuk membangun Convention Hall yang diharapkan mampu menampung 1.000 orang,” imbuh Pastor Paulinus.

Baca juga  Pentingnya Sarana Kerygma dalam Gereja Katolik

Tim Selia Catholic Center KAM, dalam proses perjalanan waktu, juga membahas usulan perihal memusatkan kantor-kantor komisi dan pelayanan di gedung ini. Hal ini seiring dengan dinamika akan adanya rencana pemekaran Keuskupan Agung Medan (bdk notulen DIKAM, SK Panitia Pemekaran KAM).

“Maka tujuan Gedung CC berkembang menjadi sebagai Pusat Pelayanan Pastoral KAM, dimana seluruh fasilitas dan ruangan gedung diutamakan untuk pelayanan Pastoral di kalangan umat Katolik secara khusus dan terbuka pula untuk kalangan terbatas di luar Katolik. Sebagai pusat pelayanan Pastoral, di gedung ini akan ditempatkan seluruh kantor-kantor komisi kategorial maupun non kategorial, serta museum Sejarah Gereja Katolik KAM dan pusat informasi kekatolikan. Mendukung kegiatan Catholic Center KAM di atas disediakan sarana pendukung fasilitas publik, misalnya foodcourt, ATM dan beberapa toko yang relevan,” terang Pastor Adytia OCarm, merujuk pada hasil rapat Tim Selia Catholic Center KAM.

Hasil rapat tersebut senada dengan fokus utama pendirian Catholic Center KAM oleh Mgr. AGP Datubara dalam acara Peletakan Batu Pertama gedung berlantai delapan dan berwarna dominan coklat ini. “Bahwa pembangunan Catholic Center ini bukan unjuk kekuasaan tetapi usaha untuk menyediakan fasilitas yang lebih memadai sesuai dengan tuntutan kebutuhan saat ini.”

 

rp-adytia-ocarm
RP. Adytia P. , O.Carm (dok. Pribadi)

Balutan Nuansa Katolik

Pada saat ini banyak wisatawan rohani domestik maupun dari luar negri yang mengunjungi destinasi bangunan-bangunan rohani/pusat ziarah milik KAM, Pastor Adytia OCarm mendapati banyak dari mereka kesulitan menyewa akomodasi bernuansa Katolik. “Tentu sungguh disayangkan seperti peziarah Katolik mengunjungi destinasi seperti Graha Annai Velangkanni, tetapi tak dapat memperoleh sarana penginapan milik Katolik,” terangnya. “Ihwal ini kiranya menjadi salah satu unsur penguat  yang menginspirasi dirancangnya fasilitas penginapan yang nyaman dirancang di Catholic Center.”

Fungsi Catholic Center juga dirancang mirip dengan Pusat Pengembangan Umat (PPU) di Pematangsiantar. Dimana umat Katolik KAM dapat memberdayakannya sebagai sentra kegiatan rohani. “Kegiatan tersebut dapat berupa Misa Harian hingga seminar tentang iman, pameran promosi pendidikan maupun budaya,” ujar Pastor Adytia OCarm.

Walaupun sejumlah rencana telah didesain oleh manajemen Catholic Center KAM, tetapi dalam perjalanan waktu tentu tidak akan bersifat kaku. Pastor Adytia OCarm mencontohkan, pengadaan sejumlah sarana dapat dimodifikasi seturut dinamika pelayanan pastoral KAM. “Di luar ihwal itu, nuansa Katolik tetap kita pertahankan. Semisal pemberian nama dan lukisan tentang kisah santo/santa untuk masing-masing lantai dan ruang di gedung ini. Sehingga para staf maupun pengunjung mendapati nusansa dan katekese Katolik,” ia menerangkan.

Baca juga  Purna Karya Penggembalaan Imam Projo Keuskupan Agung Semarang di Keuskupan Agung Medan

 

Menuju Kemandirian

Manajer Operasional Catholic Center KAM, Herman Ratuliu kepada Menjemaat mengatakan Catholic Center KAM memiliki potensi besar sebagai pendukung kegiatan utama unit-unit Keuskupan dan juga organisasi yang diusung umat Katolik. “Bila kita konsisten menata program dan menyediakan sarana dan prasarana-nya yang dimanfaatan baik oleh lembaga-lembaga di KAM, khususnya umat Katolik, maka Catholic Center KAM diharapkan dapat berkembang dan mandiri secara operasional dalam hal pembiayaan,” terangnya.

Bapak Herman Ratuliu, sebelumnya mengenyam pengalaman sebagai manajer distribusi di perusahaan minuman ringan dan sigaret, menerima tawaran RP Elias S. Sembiring, OFM Cap – selaku Ketua Tim Selia Catholic Center KAM — turut berperan dalam manajemen operasional gedung tersebut. “Ada perbedaan antara pengalaman terdahulu dengan tantangan yang kini dihadapi,” ujarnya. “Namun Terdapat dua potensi yang hendak dikembangkan dari gedung yang terletak di belakang Gereja Paroki Hayam Wuruk atau di jalan Bantam tepatnya. “Yakni penyediaan sarana penginapan, dan sarana aula/ conference room. Dalam tahun ini, kita berupaya merampungkan pengadaan sarana-sarana ini agar dapat lekas diberdayakan bagi komisi di Keuskupan dan umat Katolik.”

Bapak Herman Ratuliu dengan optimis mengatakan, Catholic Center KAM diharapkan dapat memenuhi target untuk memiliki manajemen operasional secara mandiri dalam tempo dua tahun. “Namun, untuk memenuhi pencapaian tersebut kita tentu memohon kerjasama dengan komisi-komisi di Keuskupan dan organisasi umat Katolik mengadakan kegiatan ataupun seremonial per tahunnya bahkan umatpun bisa memanfaatkan gedung ini untuk kegiatan resepsi pernikahan ataupun peradatan. Sehingga pemasukan dari agenda kegiatan tersebut juga ditopang dari pemasukan sarana penginapan bagi peziarah Katolik maupun tamu Keuskupan. Target ini sulit terealisasi bila hanya mengandalkan dari satu fasilitas saja,” ia menambahkan.

Ia juga menyampaikan peran gedung ini tidak akan maksimal tanpa jalinan kerjasama dengan umat Katolik KAM. “Karenanya kita selalu terbuka untuk menjalin kerjasama dengan Paroki-Paroki di Keuskupan Agung Medan. Termasuk dengan Paroki Hayam Wuruk,” ujarnya.

 

(Ananta Bangun | Rujuk Pustaka: Menjemaat No. 9/ XXIX/ September 2007, Profil Catholic Center KAM oleh Tim Selia Catholic Center KAM)

Foto: Dokumentasi Menjemaat , Dok. Pribadi

Facebook Comments

Ananta Bangun

Pegawai Komisi Komsos KAM | Sering menulis di blog pribadi anantabangun.wordpress.com

Leave a Reply